Design Tata Udara Ruang OK

Ruang operasi (Ruang OK) adalah salah satu area paling kritis dalam fasilitas kesehatan. Desain tata udara yang tepat sangat penting untuk memastikan lingkungan steril, meminimalkan risiko infeksi, dan memberikan kenyamanan bagi tenaga medis serta pasien. Artikel ini akan membahas berbagai aspek desain tata udara ruang operasi, termasuk persyaratan, komponen utama, dan praktik terbaik.

Persyaratan Desain Tata Udara Ruang Operasi

Beberapa standar internasional dan nasional mengatur desain tata udara ruang operasi, seperti ASHRAE, CDC, dan Kementerian Kesehatan. Berikut adalah beberapa persyaratan umum:

  1. Air Change per Hour (ACH): Minimum 15-20 kali pergantian udara per jam (ACH) untuk memastikan udara segar dan pembuangan polutan.
  2. Tekanan Positif: Ruang operasi harus memiliki tekanan positif untuk mencegah kontaminasi dari luar.
  3. Kualitas Udara: Penggunaan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) untuk menghilangkan partikel dan mikroorganisme dari udara.
  4. Suhu dan Kelembaban: Suhu harus dijaga antara 20-24°C, dengan kelembaban relatif antara 40-60%.
  5. Distribusi Udara: Udara harus didistribusikan secara merata tanpa aliran turbulen yang dapat mengganggu area steril.

Komponen Utama dalam Desain Tata Udara

1. Sistem Ventilasi dan Filtrasi

  • AHU (Air Handling Unit): Mengkondisikan udara sebelum didistribusikan ke ruang operasi.
  • Filter HEPA: Menyaring partikel kecil dan mikroorganisme dari udara.
  • Cooling Coil dan Heating Coil: Mengatur suhu udara.

2. Ducting (Saluran Udara)

  • Desain Ducting: Harus dirancang untuk meminimalkan kehilangan tekanan dan memastikan distribusi udara yang merata.
  • Material Ducting: Biasanya terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak korosif, seperti stainless steel atau aluminium.

3. Diffuser Udara

  • Laminar Flow Diffuser: Menghasilkan aliran udara laminar yang mengalir secara vertikal dari plafon ke lantai, mengusir kontaminan dari zona steril.
  • Air Supply Diffuser: Harus ditempatkan sedemikian rupa untuk menghindari turbulensi dan memastikan aliran udara yang terkontrol.

4. Pengaturan Tekanan

  • Tekanan Positif: Memastikan bahwa tekanan di dalam ruang operasi lebih tinggi daripada ruang di sekitarnya untuk mencegah kontaminasi masuk.

Proses Desain Tata Udara Ruang Operasi

1. Evaluasi Kebutuhan

  • Ukuran Ruang: Tentukan dimensi ruang operasi untuk menghitung volume udara yang diperlukan.
  • Aktivitas dan Beban Kerja: Pertimbangkan jenis prosedur medis yang dilakukan dan jumlah peralatan yang menghasilkan panas.

2. Perhitungan ACH (Air Change per Hour)

Gunakan rumus untuk menghitung ACH:

ACH =Q/V

Di mana:

  • Q = Laju aliran udara (m³/h)
  • V = Volume ruangan (m³)

3. Desain Sistem Ventilasi

  • Pemilihan AHU: Pilih AHU yang sesuai dengan kapasitas dan spesifikasi ruang operasi.
  • Penempatan Ducting: Desain jalur ducting untuk memastikan distribusi udara yang optimal.
  • Pemilihan Filter: Tentukan jenis dan jumlah filter yang diperlukan berdasarkan kualitas udara yang diinginkan.

4. Pengaturan Suhu dan Kelembaban

  • Cooling and Heating Coils: Hitung kapasitas cooling dan heating coils untuk mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan.
  • Kontrol Otomatis: Gunakan sistem kontrol otomatis untuk menjaga suhu dan kelembaban tetap stabil.

5. Penerapan Tekanan Positif

  • Perhitungan Tekanan: Tentukan perbedaan tekanan yang diperlukan antara ruang operasi dan area sekitarnya.
  • Pengaturan Exhaust Fan: Atur exhaust fan untuk membuang udara dari ruang operasi tanpa mengganggu tekanan positif.

Contoh Desain Tata Udara Ruang Operasi

Spesifikasi Ruang Operasi

  • Dimensi Ruang: Panjang 8 meter, lebar 6 meter, tinggi 3 meter.
  • Volume Ruang: 8×6×3=144 m³
  • ACH yang Diinginkan: 20 ACH
  • Laju Aliran Udara yang Diperlukan: 20×144=2880 m3/h

Komponen yang Dipilih

  • AHU: Kapasitas 3000 m³/h dengan filter HEPA.
  • Ducting: Stainless steel dengan desain yang meminimalkan kehilangan tekanan.
  • Diffuser: Laminar flow diffuser di plafon.
  • Cooling and Heating Coils: Kapasitas yang sesuai untuk menjaga suhu antara 20-24°C dan kelembaban relatif 40-60%.

Proses Implementasi

  1. Instalasi AHU dan Filter: Pasang AHU dan filter HEPA di lokasi yang strategis untuk akses mudah dalam perawatan.
  2. Pemasangan Ducting: Pasang ducting dari AHU ke ruang operasi dengan jalur yang efisien.
  3. Penempatan Diffuser: Pasang diffuser di plafon ruang operasi untuk distribusi udara laminar.
  4. Pengaturan Kontrol: Konfigurasikan sistem kontrol otomatis untuk mengatur suhu, kelembaban, dan tekanan positif.

Kesimpulan

Desain tata udara ruang operasi adalah aspek kritis dalam memastikan lingkungan yang steril dan aman bagi pasien dan tenaga medis. Dengan memahami persyaratan dan langkah-langkah dalam desain tata udara, serta menggunakan komponen yang tepat, kita dapat menciptakan ruang operasi yang memenuhi standar kualitas dan keselamatan tertinggi. Implementasi yang tepat dari sistem ventilasi, filtrasi, pengaturan suhu, kelembaban, dan tekanan positif akan memastikan operasi yang sukses dan risiko infeksi yang minimal.

error: Butuh Layanan? Hub Admin